Pambukaning Atur

Sugeng Rawuh, lan Sugeng Maos,

Blog menika kaserat kagem sinau nyerat ing Basa Jawi. Temtu kemawon taksih kathah kekirangannipun. Pamanggih pamiarsa sanget kula betahaken, pramila sumangga kersaa paring pamrayogi ing komentar.

Maturnuwun

Senin, 25 November 2013

Reportase Budaya


PROSESI LABUHAN DI PANTAI DEPOK

            Sore itu, warga Bantul berbondong bondong mengunjungi tempat wisata Pantai Depok dengan tujuan untuk melihat prosesi larung laut. Pantai depok berada di sebelah barat pantai Parangtritis, tepatnya di desa Kretek, Bantul, Yogyakro tepatnya hari Kamis, (06/12/12). Sekitar pukul 13.00 WIB tempat ini sudah berdesakan pengunjung, dan acara dimulai sekitar pukul 14.00 WIB oleh penduduk setempat. Kegiatan tersebut dibuka dengan acara doa bersama dan beberapa sambutan yang dihadiri oleh Bupati Bantul, Lurah dan seluruh perangkat desa.
            Labuhan pantai Depok diadakan rutin setiap tahunnya dan pasti selalu ramai pengunjung. Seperti yang pesan Bupati Bantul yang dikatakan wakil dalam sambutanya, “Jangan sampai acara ini mati, kita sebagai penerus harus bisa menguri-uri supaya tetap selalu ada”. Sementara Topo (30) lurah desa setempat menjelaskan bahwa acara ini akan tetap terus dilaksanakan sebagai wujud syukur warga TPI Mina Bahari. TPI Mina Bahari adalah nama dari TPI pantai Depok ini.
            Barang – barang yang dilarung yaitu gunungan berupa hasil bumi warga setempat, seperti buah - buahan dan sayuran. Selain itu mereka juga melarung pakaian baru dan sarung. Kegiatan ini dilakukan dengan harapan mereka akan banyak mendapatkan  rejeki yang berlimpah dan uba rampe yang dilarung ini sebagai wujud rasa syukur mereka kepada Yang Maha Kuasa. Seperti yang di ungkapkan oleh Bapak Nakidi (45) panitia setempat, “Acara ini yaitu sedekah laut, diadakan oleh warga Depok, dengan tujuan untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Allah atas keberhasilan mencari rejeki”.
            Sebelum gunungan dan uba rampe dilarung ke laut, rombongan kirab berkumpul di sekitar pasar ikan dan masjid Depok. Pasar ikan yang waktu itu disulap menjadi tempat panitia menjadi sangat ramai para pengunjung yang menyaksikan acara persiapan. Acara larungan ini dilakukan oleh TPI Mina Bahari yang umumnya adalah warga masyarakat Parangtritis, khususnya warga pantai Depok. Gunungan kirab dilakukan oleh beberapa kelompok masyarakat yang terdiri dari Bergodo Nelayan, Bergodo Pedagang Ikan, Bergodo Pedangang Asongan, Bergodo Warung Makan serta Bergodo Anak-anak, dan sajian kesenian masyarakat.
            Rupanya banyak sekali masyarakat yang sedang menantikan acara ini. Banyak pula yang menjadikan acara ini sebagai ladang bisnis setiap tahunnya. Seperti pedagang siomay Bu Slamet (45) warga Bambanglipuro, “Ya alhamdulilah siomey saya laris”. Lain lagi dengan Bu Sumini (32) pengunjung dari Pundong, Bantul yang datang bersama kedua anaknya, “Saya nanti ingin berusaha pokonya harus dapat baju juga nggak apa apa”. Tampak banyak juga warga yang duduk - duduk di pendopo dan pelataran warung menyaksikan acara itu hingga usai. Selain itu mereka juga berharap mendapatkan kenduri atau bungkus makanan dari 6000 bungkus yang dibagikan oleh warga kepada seluruh pengunjung pantai saat itu. 
            Setelah adzan asar, acara utamapun dimulai. Arak-arakan dimulai dari pasar ikan, melewati para tamu depan pendapa, kemudian kearah pesisir pantai. Sekitar 200 warga yang berpakaian surjan dan kebaya tampak membawa berbagai macam sesaji. Sebelum dilarung beberapa macam uba rampe didoakan lagi, kemudian peserta kirab dibantu oleh TIMSAR melarung gunungan ke laut. Warga mulai berlarian dan berdesakan ke pesisir, mereka rela basah dan berebut dengan yang lain demi mendapatkan apa saja yang dilarung.

 Tontonan masyarakat yang ikut dalam baris terakhir rombongan kirab menjadi hal yang memeriahkan acara tersebut. Kesenian arak-arakan dari ISI Yogyakarta ikut menyemarakkan prosesi Labuan, beberapa pemuda yang berpakaian serba merah dan masing masing menunjukkan atraksinya dengan menabuh alat musik. pertunjukkan dari ISI ini di pertontonkan disaat prosesi larungan sedang dilaksanakan. Selain itu, terdapat pula kesenian jathilan putra dan putri di pertunjukkan setelah acara larungan selesai.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar