Sore itu, warga Bantul berbondong
bondong mengunjungi tempat wisata Pantai Depok dengan tujuan untuk melihat
prosesi larung laut. Pantai depok berada di sebelah barat pantai Parangtritis,
tepatnya di desa Kretek, Bantul, Yogyakro
tepatnya hari Kamis, (06/12/12). Sekitar pukul 13.00 WIB tempat ini sudah
berdesakan pengunjung, dan acara dimulai sekitar pukul 14.00 WIB oleh penduduk
setempat. Kegiatan tersebut dibuka dengan acara doa bersama dan beberapa
sambutan yang dihadiri oleh Bupati Bantul, Lurah dan seluruh perangkat desa.
Labuhan pantai Depok diadakan rutin
setiap tahunnya dan pasti selalu ramai pengunjung. Seperti yang pesan Bupati
Bantul yang dikatakan wakil dalam sambutanya, “Jangan sampai acara ini mati,
kita sebagai penerus harus bisa menguri-uri supaya tetap selalu ada”. Sementara
Topo (30) lurah desa setempat menjelaskan bahwa acara ini akan tetap terus
dilaksanakan sebagai wujud syukur warga TPI Mina Bahari. TPI Mina Bahari adalah
nama dari TPI pantai Depok ini.
Barang – barang yang dilarung yaitu
gunungan berupa hasil bumi warga setempat, seperti buah - buahan dan sayuran.
Selain itu mereka juga melarung pakaian baru dan sarung. Kegiatan ini dilakukan
dengan harapan mereka akan banyak mendapatkan
rejeki yang berlimpah dan uba rampe yang dilarung ini sebagai wujud rasa
syukur mereka kepada Yang Maha Kuasa. Seperti yang di ungkapkan oleh Bapak
Nakidi (45) panitia setempat, “Acara ini yaitu sedekah laut, diadakan oleh
warga Depok, dengan tujuan untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Allah atas
keberhasilan mencari rejeki”.
Sebelum gunungan dan uba rampe
dilarung ke laut, rombongan kirab berkumpul di sekitar pasar ikan dan masjid
Depok. Pasar ikan yang waktu itu disulap menjadi tempat panitia menjadi sangat
ramai para pengunjung yang menyaksikan acara persiapan. Acara larungan ini
dilakukan oleh TPI Mina Bahari yang umumnya adalah warga masyarakat
Parangtritis, khususnya warga pantai Depok. Gunungan kirab dilakukan oleh
beberapa kelompok masyarakat yang terdiri dari Bergodo Nelayan, Bergodo
Pedagang Ikan, Bergodo Pedangang Asongan, Bergodo Warung Makan serta Bergodo
Anak-anak, dan sajian kesenian masyarakat.
Setelah adzan asar, acara utamapun
dimulai. Arak-arakan dimulai dari pasar ikan, melewati para tamu depan pendapa,
kemudian kearah pesisir pantai. Sekitar 200 warga yang berpakaian surjan dan kebaya
tampak membawa berbagai macam sesaji. Sebelum dilarung beberapa macam uba rampe
didoakan lagi, kemudian peserta kirab dibantu oleh TIMSAR melarung gunungan ke
laut. Warga mulai berlarian dan berdesakan ke pesisir, mereka rela basah dan
berebut dengan yang lain demi mendapatkan apa saja yang dilarung.
Tontonan masyarakat yang ikut dalam baris
terakhir rombongan kirab menjadi hal yang memeriahkan acara tersebut. Kesenian
arak-arakan dari ISI Yogyakarta ikut menyemarakkan prosesi Labuan, beberapa
pemuda yang berpakaian serba merah dan masing masing menunjukkan atraksinya dengan
menabuh alat musik. pertunjukkan dari ISI ini di pertontonkan disaat prosesi
larungan sedang dilaksanakan. Selain itu, terdapat pula kesenian jathilan putra
dan putri di pertunjukkan setelah acara larungan selesai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar